Evaluasi tentang penalaran oposisi dan silogisme beraturan

TUGAS 3


Tugas 3 merupakan evaluasi tentang "penalaran oposisi" dan "silogisme beraturan". Dalam tugas 3 ini ada empat pertanyaan yang didasarkan pada artikel yang ada, sebagai berikut:
1. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan "penalaran oposisi" dan bentuk penalaran oposisi sebagai penyimpulan langsung!
2. Lalu, berikan dua contoh setiap bentuk-bentuk peralaran oposisi dari artikel tentang Gus Dur, Identitas Antara dan Ideologi Trendi: Rekonstruksi Identitas Bangsa karya Masykur Wahid!
3. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan "silogisme beraturan" dan bentuk silogisme beraturan sebagai penyimpulan tidak langsung!
4. Lalu, berikan dua contoh setiap bentuk-bentuk silogisme beraturan dari artikel tentang Gus Dur, Identitas Antara dan Ideologi Trendi: Rekonstruksi Identitas Bangsa karya Masykur Wahid!

Selamat berkarya!

Jawab:
1.     Penalaran oposisi adalah Penalaran dalam logika pertentangan dua pernyataan dengan term yang sama, yang didefinisikan pertentangan antara dua pernyataan atas dasar pengolahan term yang sama. Pertentangan di sini diartikan juga dengan hubungak logik, yaitu hubungan yang di dalamnya terkandung adanya suatu penilaian benar atau salah terhadap dua pernyataan yang diperbandingkan. Adapun dua pernyataan yang diperbandingkan itu keduanya berbentuk pernyataan yang terdiri dua term sebagai subjek dan predikat yang menghasilkan penyimpulan langsung.
2.     Contoh:
Pertama
a.      Benarkah pengertian identitas sebagai bangsa Indonesia pada generasi muda berbeda dengan generasi tua? Benar
b.     Identitas bangsa yang dirasakan oleh generasi muda dan generasi tua mengalami perbedaan (distinction) dalam praktiknya. Globalisasi telah memberikan ruang “antara”, sehingga konstruksi identitas “antara” tumbuh di kalangan generasi muda, bukan penipisan rasa identitas sebagai bangsa.
Kedua
c.      Dalam studi budaya dan studi poskolonial, poskolonialisme merupakan upaya rekonstruksi diri, yang menjelaskan bahwa “identitas bangsa Indonesia” dikonstruksi di dalam konteks antar-budaya. (Benar)
d.     Generasi muda atau generasi tua yang progresif-kritis lebih lekat dan sadar atas identitas “antara” dalam memaknai identitas bangsa. Identitas bangsa sebagai hasil interaksi antar-budaya. Dengan demikian, pluralitas adalah keniscayaan realitas sosial-budaya Indonesia, bukan keseragaman.
3.     Silogisme beraturan adalah silogisme lengkap yang terdiri dari dua proposisi yang berupa premis mayor dan premis minor, dan sebuah konklusi.
4.     Contoh:
a.      Pertama
·       Relasi antara habitus, kapital budaya, dan ranah menghasilkan praktik dengan strategi, sesuai dengan formula {(habitus) (capital)} + field = practice (Bourdieu, 1984: 101)
·       Gus Dur bersama The Wahid Institute mereproduksi misi plural and peaceful Islam.yang dipraktikkan melalui habitus dengan kapital budaya di dalam ranah (field) pendidikan kritis-emansipatoris
·       Konsepsi habitus Bourdieu itu menjelaskan Gus Dur sebagai cendikiawan, budayawan, dan politikus memiliki skemata sebagai wujud dari habitus yang mempunyai kapital budaya, ekonomi dan politik
b.     Kedua

c.      Identitas bangsa yang dirasakan oleh generasi muda dan generasi tua mengalami perbedaan (distinction) dalam praktiknya. Globalisasi telah memberikan ruang “antara”, sehingga konstruksi identitas “antara” tumbuh di kalangan generasi muda, bukan penipisan rasa identitas sebagai bangsa. Generasi muda atau generasi tua yang progresif-kritis lebih lekat dan sadar atas identitas “antara” dalam memaknai identitas bangsa. Identitas bangsa sebagai hasil interaksi antar-budaya. Dengan demikian, pluralitas adalah keniscayaan realitas sosial-budaya Indonesia, bukan keseragaman



Ini arsip tugas saya waktu saya di semester dua semoga bermanfaat bagi yang mencari kisi
kisi tugas tuton.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kelemahan Jelaskan kelebihan dan kelemahan Pendekatan Sistem

Soal Diskusi 7 Pengantar Ilmu Ekonomi

Kisi Kisi Bahasa Inggris Niaga Universitas Terbuka